Fenomena Embun Beku Bromo: Suhu Turun Hingga 0 Derajat Celcius
vikaspota.com – Suhu Gunung Fenomena unik kembali terjadi di kawasan Gunung Bromo, Jawa Timur. Suhu udara yang menyentuh 0 derajat Celcius menyebabkan munculnya embun beku di sejumlah titik. Fenomena ini menciptakan lanskap menyerupai salju, menarik perhatian wisatawan dan fotografer alam. Embun beku atau embun upas ini merupakan kejadian musiman yang kerap muncul di musim kemarau, khususnya bulan Juli hingga Agustus
“Simak juga: Bank-Bank Besar Menutup Sejumlah ATM, Kenapa?“ [5]
Suhu Gunung Lanskap Putih Muncul di Savana dan Ranu Kumbolo
Sejumlah area di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) tampak tertutup lapisan es tipis. Lembah Watangan, Lautan Pasir, hingga Ranu Kumbolo menunjukkan permukaan yang memutih. Tanaman di area savana tampak membeku dan diselimuti embun es pada pagi hari. Pemandangan yang jarang terjadi ini menjadi magnet bagi wisatawan. Banyak dari mereka datang sejak dini hari demi mengabadikan momen langka tersebut.
Embun beku tidak hanya terjadi di sekitar kawah Bromo. Fenomena serupa juga ditemukan di Ranu Regulo, Ranupani, Oro-oro Ombo, dan Savana Lembah Watangan. Kondisi ini memperindah lanskap pegunungan dengan nuansa yang menyerupai musim dingin.
TNBTS Jelaskan Suhu Gunung Embun Upas Sebagai Fenomena Tahunan
Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS, Septi Eka Wardhani, membenarkan fenomena tersebut. Ia menjelaskan bahwa embun upas biasanya muncul saat musim kemarau, ketika suhu menyentuh titik beku. “Sepanjang Juli 2025, embun beku sudah terjadi beberapa kali. Ini memang rutin terjadi tiap tahun,” ujarnya, Kamis (24/7/2025).
Fenomena ini menjadi daya tarik tersendiri bagi sektor pariwisata. Data terbaru menunjukkan kunjungan turis asing ke kawasan Malang Raya meningkat 43 persen. Gunung Bromo tetap menjadi destinasi favorit. Jika suhu ekstrem terus berlanjut, potensi wisata berbasis alam dingin ini dapat semakin dikembangkan.
Fenomena Embun Salju Dongkrak Kunjungan Wisatawan ke Gunung Bromo
Fenomena embun salju di Gunung Bromo tidak hanya menjadi daya tarik visual, tetapi juga berdampak langsung pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan. Setiap kali suhu turun hingga titik beku dan embun es menyelimuti kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), minat wisata meningkat signifikan, baik dari wisatawan domestik maupun mancanegara.
Ahnaf Lentera Jagad, seorang pemandu wisata lokal di Bromo, menyatakan bahwa fenomena ini telah lama menjadi magnet wisata musiman. Ia menyebut, banyak pengunjung rela datang jauh-jauh hanya untuk melihat secara langsung salju tipis yang muncul setahun sekali. “Setiap musim dingin, pengunjung pasti membludak. Mereka penasaran dan ingin lihat salju di Bromo,” jelasnya.
Gunung Bromo memiliki empat akses utama bagi wisatawan, yaitu melalui Desa Ngadisari di Probolinggo, Desa Ngadas di Malang, Desa Wonokitri di Pasuruan, serta Desa Ranupani di Lumajang. Jalur Ranupani juga merupakan pintu masuk pendakian ke Gunung Semeru, sehingga menjadi titik strategis bagi wisatawan yang ingin menjelajah dua destinasi sekaligus.
Sepanjang tahun 2024, kawasan TNBTS mencatat total 485.696 kunjungan wisatawan. Dari angka tersebut, 465.770 adalah wisatawan domestik, sementara 19.926 berasal dari luar negeri. Pendapatan negara dari sektor ini juga menunjukkan hasil positif, dengan capaian Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp21,15 miliar.
Fenomena embun beku seperti ini berpotensi memperkuat posisi Bromo sebagai destinasi unggulan berbasis keunikan alam. Ke depan, pengelolaan promosi wisata berbasis musim dingin perlu ditingkatkan, sembari tetap menjaga ekosistem yang rentan akibat perubahan iklim dan tingginya aktivitas manusia di kawasan taman nasional.
“Baca juga: Pemerintah Perlu Fokus Tangani Masalah Judi Online” [3]





Leave a Reply