vikaspota.com – China tengah memimpin inovasi teknologi dengan mempersiapkan pusat data bawah laut komersial pertama. Proyek ini dikerjakan oleh perusahaan Highlander dan berlokasi dekat Shanghai. Pusat data ini dijadwalkan mulai tenggelam pada Oktober 2025. Teknologi ini memanfaatkan pendinginan alami dari air laut, yang dapat menghemat hingga 90 persen energi dibandingkan sistem pendingin konvensional.
“Baca Juga: Taiwan Enggan Alihkan Separuh Produksi Chip ke AS”
Konsep pusat data bawah laut bukan hal baru. Microsoft sempat bereksperimen di Skotlandia pada 2024, tetapi proyek tersebut tidak berlanjut ke tahap komersial. Sebelumnya, China sudah menjalankan proyek uji coba serupa di Hainan sejak 2023. Namun, proyek di Shanghai menjadi yang pertama memiliki klien besar, yakni China Telecom.
Wakil Presiden Highlander, Yang Ye, mengungkapkan bahwa 95 persen energi yang digunakan pusat data ini akan berasal dari sumber terbarukan. Ini menegaskan bahwa proyek ini tidak hanya fokus pada efisiensi energi, tetapi juga keberlanjutan lingkungan. Dengan konsep ini, emisi karbon yang dihasilkan pusat data dapat berkurang secara signifikan.
Inovasi ini datang sebagai respons terhadap kebutuhan besar akan pusat data yang efisien dan ramah lingkungan. Pusat data tradisional sering mengonsumsi energi besar terutama untuk sistem pendinginan, sehingga solusi alami dari air laut sangat menguntungkan. China ingin memperkuat posisi teknologi dan infrastrukturnya dengan solusi mutakhir yang menggabungkan teknologi hijau dan efisiensi tinggi.
Tantangan Teknik dan Desain dalam Membangun Pusat Data Bawah Laut
Membangun pusat data bawah laut menghadirkan tantangan teknik yang rumit. Engineer Zhou Jun, yang terlibat langsung dalam proyek, menjelaskan bahwa konstruksi pusat data ini jauh lebih kompleks daripada perkiraan awal. Desain harus menjamin keamanan peralatan dari tekanan air yang besar serta korosi akibat air laut.
Untuk mengatasi hal ini, pusat data dibuat dalam kapsul baja yang dilapisi dengan serpihan kaca khusus. Lapisan ini berfungsi melindungi perangkat dari air asin dan menjaga ketahanan struktur. Di atas kapsul tersebut, dibangun menara akses khusus yang memungkinkan tim teknisi melakukan perawatan rutin.
“Baca Juga: Kabel USB Mulai Dihapus dari Paket Penjualan Smartphone”
Selain itu, lokasi pusat data juga harus dipilih dengan cermat agar tidak mengganggu ekosistem laut sekitar. Penerapan energi terbarukan sebagai sumber utama listrik juga membutuhkan integrasi sistem yang canggih dan andal. Langkah inovatif ini memperlihatkan upaya China dalam mendorong teknologi data center ke era baru. Jika berhasil, proyek ini bisa menjadi model bagi negara lain yang ingin mengurangi konsumsi energi dan jejak karbon pusat data.
Ke depan, pusat data bawah laut berpotensi mengubah lanskap teknologi informasi global dengan menghadirkan solusi lebih efisien dan ramah lingkungan. China menegaskan posisinya sebagai pionir dalam inovasi teknologi hijau di bidang pusat data. Pengembangan lebih lanjut dan penerapan teknologi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif jangka panjang bagi industri teknologi dan lingkungan secara keseluruhan.





Leave a Reply